Sekretaris Bappeda Kota Bima Mengikuti Kegiatan Technical Mission NUFReP terkait Manajemen Resiko Banjir Perkotaan secara Daring 13-14 November 2023
-Kota Bima, 14 November 2023-
Mewakili Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Sekretaris Bappeda Kota Bima, Arif Roesman Effendy,ST.,MT.,MSc., menghadiri Technical Mission NUFReP pada tanggal 13-14 November 2023 secara daring.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan unit pelaksana teknis (BWS) untuk pelaksanaan kegiatan NUFReP yang dilaksanakan selama 2 hari. Pada hari pertama 13 November 2023 tema workshop teknis adalah Flood Forecasting and Early Warning System (FFEWS). Adapun materi yang dibahas pada wokshop hari pertama ini meliputi:
1. Pengaturan kelembagaan dan koordinasi antar lembaga terkait perencanaan, pengelolaan, monitoring dan evaluasi serta pengolahan data; 2.Penerapan FFEWS dalam lingkup Direktorat Bina OP; 3. Data hidrometeorologi untuk Prakiraan Banjir; 4. Peringatan Dini dan Kesiapsiagaan dan; 5. Pengalaman dan praktik baik dari berbagai negara dan lembaga tentang FFEWS.
Pada hari kedua, 14 November 2023 tema workshop teknis ini adalah Manajemen Resiko Banjir Perkotaan Terpadu. Adapun materi yang disampaikan adalah antara lain:
1. Kebijakan pengembangan rencana pengelolaan resiko banjir; 2. Peran perencanaan tata ruang dan kebijakan pembangunan daerah dalam mendukung pelaksanaan Rencana Pengelolaan Resiko Banjir (FRMP); 3. Pembelajaran dari Kota-kota di dunia terkait IUFRM; 4. Penilaian bahaya dan resiko banjir serta Integrasi Nature Base Solution (NBS) ke dalam FRMP serta merancang NBS di Perkotaan.
Peramalan banjir dan peringatan dini dalam penerapannya dapat menggunakan berbagai macam pemodelan. Pemilihan dan pemilahan pemodelan yang dipilih tentu akan selalu mempertimbangkan kondisi fisik dasar termasuk kondisi hidrologi dan klimatologi. Disamping itu yang penting juga adalah pemahaman terhadap kondisi sumber daya maupun kapasitas yang dimiliki, kondisi sumber daya manusia yang dibutuhkan dan aspek lainnya yang terjadi di masing-masing 5 Kota terpilih sebagai lokus kegiatan yang didukung oleh NUFReP.
Selanjutnya adalah terkait dengan Nature Based Solution (NSB). NSB merupakan pendekatan yang bisa dikolaborasikan dengan pendekatan-pendekatan berbasis budaya dan kearifan lokal. meskipun dalam implementasi bisa saja membutuhkan anggaran yang besar untuk menyiapkan intrumen untuk mengidentifikasi dan menganalisis kondisi eksisting tata ruang kota dengan sangat detail. Namun demikian, manfaatnya sangat besar dirasakan dalam jangka menengah dan panjang.
Salah satu bentuk dari pendekatan Nature Based Solution bagaimana membangun ruang terbuka hijau maupun jalur hijau secara lebih luas dalam rangka mengurangi resiko banjir maupun mengatasi kenaikan suhu akibat pemanasan global. Penyediaan dan akuisisi lahan perkotaan untuk ruang terbuka hijau ini tentu menjadi hal yang sangat penting.
Oleh karena itu diharapkan ada panduan baik dari Bank Dunia maupun Pemerintah Pusat dalam mengidentifikasi peluang penerapan Nature Based Solution yang diintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah secara jangka panjang maupun menengah daerah serta integrasi NBS ini ke dokumen Perencanaan Pengelolaan Resiko Banjir Perkotaan.
(PPID BAPPEDA)