Kepala Bappeda Kota Bima Tekankan Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor dalam Penurunan Stunting

Kota Bima – Pemerintah Kota Bima melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kembali menegaskan komitmen serius dalam upaya percepatan penurunan stunting. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Bappeda Kota Bima, Syarief Rustaman, S.Sos., M.AP, dalam kegiatan Rembuk Stunting Kota Bima Tahun 2025, Selasa (23/09/2025).
Kepala Bappeda menjelaskan bahwa isu stunting menjadi indikator penting dalam pencapaian sasaran pembangunan daerah, khususnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang maju dan berdaya saing. “Stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga berkaitan dengan masa depan generasi dan daya saing daerah. Karena itu, penanganannya harus melibatkan seluruh sektor secara terpadu,” ujarnya.
Berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kota Bima mengalami penurunan sebesar 3,4 persen dari tahun 2023 ke 2024. Meski demikian, pemerintah daerah terus menguatkan berbagai intervensi, baik spesifik maupun sensitif, yang dijalankan melalui 15 perangkat daerah dan 41 kelurahan.
Beberapa langkah strategis yang sudah dilakukan antara lain pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, pemeriksaan anemia, penyediaan antropometri di seluruh posyandu, hingga pengalokasian anggaran untuk pemberian makanan tambahan bagi balita. Selain itu, inovasi daerah seperti “Kaki Si Intens”, “Kebun Plakat”, dan gerakan “Gercep Uma Ruka” juga diluncurkan untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dan masyarakat.
“Kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari PKK, Baznas, hingga Kejaksaan Negeri, merupakan strategi penting agar program penurunan stunting lebih tepat sasaran dan berkelanjutan. Harapan kita, Kota Bima bisa menuju zero stunting di tahun-tahun mendatang,” tegas Kepala Bappeda.
Ia menambahkan, penurunan stunting harus dilihat bukan hanya sebagai target angka, melainkan investasi jangka panjang dalam mencetak generasi emas Kota Bima yang sehat, cerdas, dan produktif.